Tuhan Tidaklah Bermain Dadu


Tuhan tidak bermain dadu dengan alam ciptaanya dan segala keajaiban ilmu pengetahuan membuktikan kodrat alam ini…

-Albert Einstein (1879-1955)


Saya begitu terkesan dengan kalimat bijak ini. Terutama dalam hal kehidupan religi saya. Pertama kali saya membacanya dulu, ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Perasaan bangga, kagum, senang dan lain sebagainya.

Dari kalimat tersebut, saya mengambil banyak sekali hikmah yang tersembunyi. Hal ini saya kaitkan dengan pengetahuan agama saya selama ini. Diantaranya:

Pertama
Saya meyakini kebenaran Agama Islam yang saya anut. Hal ini karena, di dalam Alquran, kitab suci umat Islam, terdapat beberapa ayat yang sejalan dengan pernyataan Einstein tersebut. Semisal dalam Alquran terdapat ayat yang maknanya kurang lebih sebagai berikut:

"Sesungguhnya Allah memberi kadar(ukuran) atas segala sesuatu"


Pernyataan Einstein diatas sejalan dengan ayat ini. Tuhan tidak bermain dadu dengan alam ciptaannya berarti Tuhan tidak sembarangan menciptakan alam semesta ini. Tuhan menciptakannya dengan keteraturan, dengan ukuran-ukuran yang sesuai. Kecepatan angin, lama siang dan malam, lama pergantian musim, lintasan bumi, jarak matahari dan bumi dll. Semua itu sudah diatur oleh Allah dengan ukuran-ukuran tertentu. Dan keteraturan itulah yang sampai kini kita, bahkan ilmuwan-ilmuwan jenius pun sedang mencarinya. Ada yang merumuskan ke dalam simbol-simbol, semisal rumus dari relativitasnya Albert Einstein. Ada yang merumuskan melalui kata-kata, semisal ilmu sosiologi. Semua itu mereka lakukan untuk berusaha memahami ukuran keteraturan dalam alam semesta ini. Maha Suci Allah yang telah memberikan ukuran yang sesuai sehingga terciptalah keteraturan dalam alam semesta ini.

Kedua
Ternyata ilmu pengetahuan yang paling mutakhir sekalipun, tidak mampu memberikan sanggahan akan kebenaran Alquran. Bahkan ilmu pengetahuan yang paling mutakhir telah dipaparkan dalam Alquran sejak berabad-abad yang lalu.
Banyak sudah bukti-bukti untuk pernyataan diatas. Semisal:
Klorofil yang kita ketahui sebenarnya sebelum para ilmuwan merumuskannya, telah dipaparkan dalam Alquran surat Yasin ayat-ayat akhir. Dimana disebutkan di ayat tersebut bahwa Allah menjadikan "api" dari bagian pohon yang hijau. Api identik dengan energi, maka saya memahaminya bahwa Allah menjadikan energi. Sementara maksud dari bagian pohon yang hijau, ternyata klorofil yang ada pada tumbuhan faktanya tidaklah selalu berada di daun. Ada sebagian bagian pohon lain selain daun yang mengandung klorofil.
Itu mungkin salah satu dari ayat yang menerangkan tentang teknologi kepada kita. Dan saya yakin masih banyak lagi ayat-ayat lain tentang teknologi yang belum kita kaji lebih jauh lagi. Begitu sempurnanya Mukjizat dari Allah ini, yang masih harus kita pelajari dan kaji lebih jauh.

Ketiga
Pesan moral bagi kita umat islam bahwa Sebenarnya Agama Islam tidaklah harus terkungkung dalam hal ritual peribadatan saja. Banyak dari kita menilai orang yang Alim dalam beragama adalah orang yang mengetahui banyak masalah-masalah ritual dalam keberagamaan. Saya menganggap hal tersebut kurang tepat. Bagi saya, mereka yang Alim adalah yang tetap sejalan dengan Agama meskipun bidang yang digeluti tidak melulu soal peribadatan.
Mahasiswa Sarjana informatika, ketika dia mempelajari masalah neural network atau jaringan syaraf tiruan. Dia akan lebih memahami cara kerja dari jaringan syarafnya sendiri yang begitu rumit dan sempurna. Sehingga timbul baginya rasa kekaguman pada Pencipta yang telah menciptakan jaringan syarat tersebut. Dan iapun semakin mengetahui kekurangannya dan menjadikannya orang yang beriman dengan mantab.
Begitu juga dengan mereka yang bergerak dibidang industri, elektronika, bangunan sipil, arsitektur dan lain-lain. Mereka yang mampu memahami Ayat-ayat Tuhan dibidang masing-masing dan menjadikannya muslim yang ta'at, bagi saya merekalah orang-orang Alim.


Demikian hikmah-hikmah yang saya tangkap dari satu kalimat yang meluncur dari mulut seorang Albert Einstein. Kalimat yang singkat namun memberi pengertian yang banyak bagi saya. Yang menjadikan saya semakin mantab dalam memeluk islam meskipun kalimat tersebut bukanlah dari orang segolongan saya yang seiman.
Pesan Saya: "Ambillah hikmah darimanapun hikmah itu berasal. Selama hikmah tersebut berguna dan tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam."

No comments: